Media sosial, kebutuhan atau ikut-ikutan??
Jaman sekarang ini, tidak sedikit
bahkan banyak sekali orang orang yang menggunakan media sosial. Satu orang saja
bisa menggunakan line, bbm, whatsApp, sykpe, facebook, instagarm, path, dan
tentunya masih banyak lagi. Sebenarnya, tidak masalah juga satu orang mempunyai
banyak medsos seperti itu, https://www.maxmanroe.com/10-tips-media-sosial-untuk-bisnis.html
namun bila digunakan
bersama-sama, mungkin bisa
mengalami kecanduan atau malah bisa menjadi kebutuhan, soalnya bila tidak ada
medsos mungkin dia tidak bisa mensharekan apa saja yang ia kerjakan hari ini.
Orang-orang yang sudah kecanduan medsos
biasanya tidak bisa satu hari pun lepas dengan medsos. Dia makan pun update,
tidur update, kuliah, sekolah, belanja, semua ditulis di medsos. Tak jarang
juga yang mengungkapkan rasa kemarahan dan kebahagiaan yang sedang dialaminya,
sehingga medsos seperti orang yang bisa diajaknya meluapkan perasaannya.
Kembali lagi ke kebutuhan atau
ikut-ikutan, untuk sebagian orang, ada juga yang menggunakan medsos dengan
sekedarnya. Dia juga punya medsos, namun tidak apapun aktivitasnya ia utarakan
di medsos. Ia lebih ke menggunakan medsos untuk kepentingan menghubugi orang
lain atau menjalin silaturahmi saja. Tidak terlalu mengikuti orang-orang yang
sudah kecanduan walau sebenarnya dia bisa namun ia tidak mau melakukannya. Ia
lebih cenderung menutup diri dari updet-an update-an yang dilakukan oleh
teman-temannya atau orang lain.
Ada juga yang tidak mempunyai akun
sosmed sama sekali. Ia tidak suka dengan medsos. Walaupun sebenarnya ia bisa
menggunakan, bisa membeli gadget untuk punya medsos, nemun ia tidak mau. Ada
lagi yang ia tidak mau menggunakan medsos karena ia tidak mempunyai gadget,
sebenarnya ia dalam hati ingin punya medsos yang banyak, karena kondisi
keuangan yang tidak banyak, ia mengurungkan niat untk punya medsos.
Hal tersebut masuk dalam budaya
ikut-ikutan dalam medsos. Remaja sekarang ini hampir semua mempunya medsos.
Karena sifat remaja yang masih belum stabil dan cenderung ikut-ikutan, dia juga
tidak mau mengalah dengan orang dewasa. Karena dari itu, remaja merupakan orang
yang tinggi kedudukan di media sosial. Kalau dia punya uang dan bisa untuk
membeli gadget, itu tidak masalah. Namun yang menjadi permasalahan bila ia
tidak mempunyai uang, orang tua tidak bisa membelikannya, terus bagaimana??
Biasanya orang-orang tersebut berfikir
pendek untuk bisa mendapakan gadget atau memiliki sosmed seperti temantemannya.
Itu yang membuat remaja nekat melakukan apa saja demi mendapatkan apa yang ia
mau. Karena desakan memiliki gadget sangat luar biasa ia memutuskan untuk
melakukan hal yang tidak sewajarnya. Tidak jarang kita mendengar banyak
remaja-remaja khususnya putri, ia menjadi simpanan orang-orang dewasa yang
umrunya jauh lebih diatasnya. Atau bahkan jika ia sudah kuliah, ia bisa menjadi
“ayam kampus”. Semua itu dijalaninya dengan iming-iming uang. Dan uang itulah
yang ia butuhkan unuk membeli apa saja yang ia mau, termasuk didalamnya yaitu
gadget.
Kita sebagai manusia berpancasila dan
berpendidikan tentunya hal tersebut tidak semestinya dilakukan oleh para remaja
Indonesia pada saat ini. Kenalilah orang-orang disekitarmu bila ia sudah
terlalu masuk atau terjerumus kedalam medsos. Kalau dia mnggunakan medsos
dengan wajar, tidak apa-apa biarkanlah saja. Namun, bila ia sudah diluar batas
menggunakan medsos, kita sebagai temannya bisa mengingatkan, akibat penggunaan
medsos yang bisa merugikan dirinya sendiri, jangan terlalu terjerumus. Harus
ada pengontrolan didalam dirinya, sehingga ia tau mana yang baik dan mana yang
kurang baik untukknya.
Anda
termasuk yang mana ???
Semoga
info dari saya bermanfaat
By
: IKA PUSPITASARI
0 komentar:
Posting Komentar